sistematika Metode Ilmiah

Karya ilmiah merupakan tulisan yang berisikan gagasan-gagasan seseorang dalam menyampaikan ide dan pendapat ny. yang dtulis secara sitematis dan ilmiah serta empiris. dengan kata lain dalam menulis karya ilmiah seorang penulis harus menulis secata sitematis artinya terdapat tata letak yang baik dan juga ilmiah artinya dengan menggunakan cara yang baik serta konten penelitian atau karya ilmiah ny berisikan sesuatu yang bisa diterima oleh akal.
Berikut merupakan sistematika penulisan atau konten penulisan karya ilmuah
ü JUDUL
ü ABSTRAK
ü LEMBAR PERSETUJUAN
ü KATA PENGANTAR
ü DAFTAR ISI
ü DAFTAR LAMPIRAN
ü DAFTAR TABEL
ü BABI. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Perumusan Masalah
C.  Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.    Tujuan Penulisan
2.    Manfaat Penulisan
ü BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A.  Kajian Teoretis
B.  Kerangka Berpikir
C.  Metodologi Penulisan
ü BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik masalah yang dibahas)
A.  Deskripsi Kasus
B.  Analisis Kasus
ü BAB IV. KESIMPULAN
A.  Kesimpulan
B.  Saran
ü DAFTAR PUSTAKA
ü LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang ditulis)

kalau hal diatas dijabarkan atau di jelaskan secara rinci, makan akan berisikan hal-hal sebagai berikut
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakan masalah suatu karya ilmiah Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah. Penulis dapat mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita melalui media massa, peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau fenomena yang akan ditulis. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikutip tidak ada catatan kaki, sedangkan pendapat para ahli, berita melalui media massa harus disertai catatan kaki.
B. Perumusan Masalah
Menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang dibahas, diakhir pertanyaan harus memberikan tanda tanya (?).
C. Tujuan dan Manfaat
1.    Tujuan Penulisan : Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai dalam penulisan.
2.    Manfaat Penulisan : Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoretis
Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu dan relevan dengan pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai penjelasan dan komentar penulis tentang kaitan teori tersebut dangan masalah. Sedangkan pada akhir dari semua teori-teori yang dikutip, penulis harus memunculkan sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan. hendaknya penulisan teori dari para pakar disertai dengan ide-ide dan pendapat penulis.
B. Kerangka Berpikir
Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah dikemukakan dimuka. Penelitis harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling keterkaitan antar indikator dengan permasalahan yang dibahas. Peneliti dapat untuk mengungkapkannya dapat menggunakan bantuan skema atau bagan penjelasan.
C. Metodologi Penulisan
1.    Tempat dan waktu : jelaskan tempat/lokasi observasi dengan menyebutkan nama perusahaan serta alamatnya, kemudian sebutkan waktu observasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh masing-masing program studi.
2.    Metode :
a.    Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif analisis).
b.    Teknik pengumpulan data (misalnya: wawancara, observasi, menggunakan kuesioner).
c.    Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus keuangan, atau model analisis lain seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).

BAB III
PEMBAHASAN (judul bab ini harus sesui dengan topik yang diangkat)
A. Deskripsi Kasus
Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan kekhususan bidang ilmu penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan kasus sederhana sampai pada kasus kompleks dan rumit sesuai dengan urgensi fenomena yang diangkat pada perumusan masalah. Kasus yang diangkat merupakan kasus yang ditemukan di perusahaan dan penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak perusahaan (guna menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia tidak disarankan untuk dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa point-point uraian penjelasan atau berupa tabel, diagram dan sebagainya.
B. Analisis Kasus
Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi permasalahan dan berusaha mengkaitkan dengan konsep teori dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu. Untuk mendapatkan solusi/pemecahan terhadap kasus yang dibahas, penulis dapat juga menggunakan model-model analisis seperti analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai kebutuhan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk point-point penting secara jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar kasus yang dianalisis). Berangkat dari kesimpulan tersebut penulis memberikan saran-saran yang berguna terkait dengan kasus yang telah dianalisis (untuk jangka pendek, menengah dan panjang) terutama ditujukan kepada perusahaan yang ditulis dan kegunaannya bagi perkembangan IPTEK. Pada bab ini antara Kesimpulan dan Saran masing-masing dijadikan sub-bab tersendiri.

Dalam penulisan karya ilmiah saat penulisan seorang penulis hendaknya mengetahui hal-hal tentang teknik penulisannya (kertas, jenis huruf dan lainya).

Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah
A. Bahan dan Teknik Pengetikan
1.  Kertas
  • Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80 gram berukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm).
  • Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada saat ujian karya ilmiah dan hard cover setelah ujian (revisi) dan dinyatakan lulus dengan warna magenta.
  • Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas kertas doorslag warna magenta berlogo Universitas Negeri.
2. Jenis Huruf
  • Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai akhir, yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab digunakan ukuran font 14 dan footnote dengan ukuran font 9.
  • Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan lampiran.
  • Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata dalam bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan.
3. Margin
Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai berikut :
  • Tepi atas 4 cm
  • Tepi bawah 3 cm
  • Tepi kiri 4 cm
  • Tepi kanan 3 cm
4. Format
  • Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan huruf kapital diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.
  • Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf kecil tebal kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf kapital.
  • Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan ketujuh atau mulai pada ketukan delapan.
  • Tabel dalam teks disertai nomor tabel dan judul tabel diketik dengan huruf “T” kapital seperti Tabel II.1, berarti tabel Bab II yang pertama dan seterusnya serta penempatannya di atas tabel.
  • Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik dengan huruf “G” kapital seperti Gambar III.1, berarti gambar Bab III yang pertama dan seterusnya serta ditempatkan di bawah gambar.
  • Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program perangkat lunak komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan hanya yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing seperti: 100 C; kg; 12 ppm; ml; dan sebagainya.
  • Istilah asing yang dalam teks dicetak miring(Italic) misalnya: et al.; ibid; supply; centring; dan sebagainya.
  • Setelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan sebelumnya tidak perlu diberi spasi.
  • Pemutusan kata harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.
5. Spasi
  • Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, sub judul, sub bab, judul tabel, dan judul gambar serta judul lampiran adalah satu setengah spasi.
  • Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul bab dengan sub bab adalah empat spasi.
  • Abstrak/abstract diketik dengan jarak satu spasi; judul abstract dan seluruh teksnya diketik dengan huruf miring (Italic).
  • Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi antara sumber pustaka.
  • Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel maupun gambar 2 (dua) spasi. 
B. Penomoran Halaman
1. Halaman Bagian Awal
Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah halaman yang dimulai dari judul dalam (sesudah sampul) sampai dengan halaman Riwayat Hidup. Halaman judul dan halaman persetujuan tidak diberi nomor, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii yang tidak perlu diketik.
2. Halaman Utama
Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan Saran menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman berikutnya diletakkan sudut kanan atas dengan jarak tiga spasi. Penomoran bukan bab dan sub bab menggunakan angka Arab dengan tanda kurung misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.
3. Halaman Bagian Akhir
Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai dengan Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah persis di tengah-tengah dengan jarak tiga spasi dari marjin bawah teks, dan halaman selanjutnya diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari pinggir atas (baris pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.
C. KUTIPAN
Kutipan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah peneliti mengambil kutipan sesuai dengan sumber aslinya. Kutipan yang tidak lebih dari tiga baris diketik dua spasi dengan cara memberikan tanda petik diantara teks yang dikutip dan diberi nomor kutipan. kutipan yang menggunakan istilah atau bahasa asingdicetak miring dan diberi nomor kutipan Ini dapat dilihat pada contoh berikut :
Menurut Hawkins, Best dan Cooney mengemukakan pengertian sikap bahwa :“Attitude is an enduring organizational, emotional, perceptual an cognitive process with respect to some aspect environmental (Sikap adalah suatu organisasi yang bertahan lama dari motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif dengan menghargai beberapa aspek lingkungan)”.
Sedangkan kutipan lebih dari tiga baris diketik satu spasi dan ditempatkan dalam alinea tersendiri. Adapun ketukan baris pertama dan seterusnya sebanyak 7 ketukan. Hal Ini dapat dilihat pada contoh berikut :
Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa kelebihan metode diskusi adalah :
1.    Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan bukan satu jalan.
2.    Menyadarkan anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang baik.
3.    Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran”.
Sedangkan kutipan tidak langsung adalah peneliti menggambarkan suatu teori berdasarkan sumber kutipan.
D. CATATAN KAKI
Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Adapun unsur pokok dalam catatan kaki adalah nama penulis, judul tulisan, data publikasi (kota tempat terbit, nama penerbit, dan tahun penerbitan), serta nomor halaman. Semua sumber kutipan yang baru muncul pertama kali harus ditulis secara lengkap, sedangkan untuk pemunculan berikutnya digunakan singkatanibid, op. cit, atau loc. cit. Dalam menulis catatan kaki, baris pertama harus ke dalam sebanyak 7 (tujuh) ketukan.
Ibid adalah singkatan dari ibidem, digunakan apabila sumber kutipan pertama diikuti dengan kutipan berikutnya dimana sumbernya sama, tanpa diselingi dengan sumber kutipan lain.
Loc. cit. adalah singkatan dari loco citato, artinya yaitu tempat yang pernah dikutip. Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip
(halamannya sama), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.
Op. cit. adalah singkatan dari opere citato,artinya karya yang telah dikutip (dikutip terlebih dahulu). Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip (halamannya berbeda), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.
Contoh Penulisan Catatan Kaki:
Pada Halaman 1
1 William H. Newman, Administrative Action(London: Prentice Hall, Inc., 1963), p.463
2 Ibid., p. 473
3 Pangripto, “Manajemen Rumah Sakit”,Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No. 2, Juni 1998, pp. 55-58
4 William H. Newman, loc. cit.
Pada Halaman 2
5 Gunawan Adisaputro et al., Business Forecasting: Latar Belakang Teoretis, Vol. 1 (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1974), p. 53.
6 William H. Newman, op. cit., p.590 10John M. Spiszer, Leadership and Combat Motivation: The Critical Task, 1999, p.1 (http://www.cgsc.army.mil/milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm).
E. DAFTAR PUSTAKA
Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
  1. Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya (tempat, penerbit dan tahun).
  2. Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi juga huruf kedua dan seterusnya.
  3. Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah dua spasi.
  4. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7 karakter.
  5. Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus diberi garis terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan.
  6. Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya. Untuk dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu dibalik.
  7. Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa adanya (tidak diindeks).
  8. Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar pustaka disusun menurut urutan waktu (tahun).
  9. Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan.
  10. Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca dan tidak boleh mencantumkan gelar.
  11. Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/ koran/makalah yang diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama majalah/korannya yang menerbitkan.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
1) Buku
a. Satu Pengarang
Nasoetion, Andi Hakim. Metode Statstika.Yakarta: Penerbit PT Gramedia, 1980 Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.
Chicago: University of Chicago Press, 1980.
b. Dua Pengarang
Kennedy, Ralph Dale dan Stewart Y. McMullen. Financial Statement: Form, Análisis and Interpretation. Petaling Jaya: Irwin Book Company, 1973 Pangestu, Subagyo dan Djarwanto. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE, 1982.
c. Tiga Pengarang
Heidirachman R., Sukanto R., dan Irawan.Pengantar Ekonomi Preusan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Facultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, 1980. Jahoda, Marie, Morton Deutsch, dan Stuart W. Cook. Research Methods in Social Relation. New Cork: Dryden Press, 1951.
d. Lebih Dari Tiga Pengarang
Selltiz, Claire, et al. Research Methods in Social Relations. New Cork: Holt, Rinehart & Winston, 1959 Sukanto, et al. Business Forecasting. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Facultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1980.
e. Pengarang Sama
Newman, William H. The Process of Management. London: Prentice Hall. Inc., 1961. ________________. Administratif Action. London: Prentice Hall. Inc., 1963.
f. Tanpa Pengarang
Author’s Guide. Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Inc., 1975. Scientific Method in Business. Collage Park: University of Maryland, 1973.
2) Buku Berjilid/Berseri
Edwards, James D., et al. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois: Richards D. Irwin, Inc., 1967. Suhardi Sigit. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama. Yogyakarta: Fa. Sarjana, 1968.
3) Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan
Booth, Anne, dan Meter McCawley. Ekonomi Orde Baru. Suntingan Sujarwadi. Yakarta: LP3ES, 1982.
Conant, James B. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan Faried Wijaya. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1978.
Kotler, Phlips. Marketing Management. Saduran Karyadi dan Sri Suwarsi. Surakarta: Facultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 1978.
4) Buku Dengan Edisi Bukan Edisi Pertama
Djarwanto Ps. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 1985.
Shepherd, William R. Historical Atlas. 8th ed. New Cork: Barnes & Noble, 1956.
5) Bab Yang Ditulis bukan oleh Pengarang atau Penyunting Buku yang Bersangkutan
Ahluwalia, M. “Income Inequality: Some Dimensions of the Problem”, In H. Chenery, et al. Redistribution With Growth. London: Oxford University Press, 1974.
Soelistyo, Sudarsono, dan Ari Sudarman. “Prospek Kesempatan Kerja dan Pemerataan Pendapatan Dalam Repelita III”. Dalam The Kian Wie (Penyuntingan).
Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan: Beberapa Pendekatan Alternatif. Jakarta: LP3ES, 1981.
6) Seri atau Rangkaian
Sutrisno Hadi. Efisiensi Kerja. Jilid I dari Seri Kapita Selekta “Psikologi Kerja”, 5 jilid. Yogyakarta: [t.p.], [t.th].
Terman, Lewis M., dan Melita H. Olden. The Gifted Child Grows Up. Vol. 4 of the “Genetic Studies of Genius Series”, Lewis M. Terman (ed.). Standford: Stanford University Press, 1974.
7) Lembaga Sebagai Penyunting Buku
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1980.
FAO. Production Yearbook 1975. Rome: FAO, 1976.
8) Surat Kabar
Salim, Emil. “Forest Sustainability Management”, The Jakarta Post. Februari 6, 1977.
Karlina. “Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah Ilmuan”. Kompas. 12 Desember 1981.
9) Jurnal/Peberbitan Berkala
Rahardjo, M. Dawam. “Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, Prisma. Juli 1983, 7, hal. 1-12.
Dharmawan, Johan. “Uruea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan Kuantitatif”, Jurnal Argo Ekonomi. Mei 1982, 2, hal. 1 – 27.
10) Hasil Penelitian
Kasryno, Faisal, et al. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya Terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa
Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan, 1981.
Nganji, Kalikit, et al. Regional Studi Daerah Kedu dan Surakarta. Salatiga: Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satyawacana, 1976.
11) Paper dalam Seminar/Lokakarya
Mangundikoro, Apandi. “Konservasi Tanah dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di Wilay ah Daerah Aliran Sungai”. Kertas Kerja padaLokakarya Pola Tanam dan
Usahatani ke-IV, Bogor, 20 – 21 Juni 1983.
Suranggadjiwa, L.M. Harris. “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”. Kereta Kerja pada Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 – 6 Juni 1978.
12) Bahan yang Tidak Diterbitkan
Brizi. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1979. (Stensilan).
Coffin, Thomas E. Beyond Audience: The Measurement of Advertising Effectiveness. (Monographed report, Undated).
13) Karya ilmiah/Tesis/Disertasi
Budiarto. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok Menara Sala. Skirpsi Sarjana (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1972.
Swenson, Geoffrey C. The Effect of Increases in Rice Production on Employment and Income Distribution in Thanjavur District, South India. Unpublished Ph.D.
Disertation. Minchigan: Minchigan University, 1973.
14) Artikel dalam Ensiklopedia
Banta, Richard E. “New Harmony”,Encyclopedia Britanica (1968 ed.), vol. 16, p. 305 Morris, Edward Parmelle. “The Latin Language”, The Encyclopedia Americana(1936
ed.), vol. 17, pp. 47 – 48.
15) Internet
Spiszer, John M. Leadership and Combat Motivation: The Critical Task. 1999. http://www.cgsc.army.mil /milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm. (Diakses tanggal 12 September 1999).

Pengertian Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini melalui tahap-tahap berikut:
  1.  Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.
  2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
  3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
  4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
  5. Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.
  6. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
  7. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
  1.  Rasa ingin tahu
  2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
  3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
  4. Tekun (tidak putus asa)
  5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
  6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
Sumber :
https://www.seocontoh.co/contoh-sistematika-penulisan-karya-ilmiah/
https://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/


CARA MEMBUAT KERANGKA KARANGAN



Dalam perencanaan penelitian baik penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, sebaiknya perlu dibuat kerangka karangan yang akan kita buat dalam penelitian kita. 
Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah tulisan yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Kerangka Karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.
Adapn Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan adalah sebagai berikut:
1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

setelah kita memahami fungsi kerangka karangan selanjutnya kita harus memahami cara Membuat Kerangka Karangan. Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan
Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan.
Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.
2. Mengumpulkan bahan
Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.  Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.
3. Menseleksi bahan
Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.
4. Mengembangkan kerangka karangan
Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.

Sumber :

http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-membuatnya.html

Book Review “Psychology of Language (David w. carroll)”



Book Review “Psychology of Language (David w. carroll)”

Section A. Introduction.
  1. The Study of Language. Introduction. What is Language? The History and Methods of Psycholinguistics. Language and the Brain. Themes and Controversies in Modern Psycholinguistics. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
Psycholinguistics is the study of how individuals comprehend, produce, and acquire language. The study of psycholinguistics is part of the field of cognitive science. Cognitive science reflects the insights of psychology, linguistics, and, to a lesser extent, fields such as artificial intelligence, neuroscience, and philosophy. Psycholinguistics stresses the knowledge of language and the cognitive pro- cesses involved in ordinary language use. Psycholinguists are also interested in the social rules involved in language use and the brain mechanisms associated with language. Contemporary interest in psycholinguistics began in the 1950s, although important precursors existed earlier in the 20th century.
The history of psycholinguistics can be divided into two periods of interdisciplin- ary activity separated by several decades of behaviorism. The first period was dominated by Wundt, who presented a cognitive view of language. The behav- iorist position later held that verbal behavior can be explained in terms of envi- ronmental contingencies of reinforcement and punishment. This view was criticized by Chomsky, leading to a second wave of psycholinguistic activity. This period was characterized by an effort to incorporate linguistic theory in psy- chological research as well as by the view that innate linguistic mechanisms are necessary to explain child language acquisition. Psycholinguistics is presently a more diverse field of study that draws insights and methodologies not only from psychology and linguistics but also from adjacent fields of study.
  1. Describing Language. Introduction. How to Describe Speech Sounds. Linguistic Approaches to Syntax. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
Four broad areas of language knowledge may be distinguished. Semantics deals with the meanings of sentences and words. Syntax involves the grammatical arrangement of words within the sentence. Phonology concerns the system of sounds in a language. Pragmatics entails the social rules involved in language use. It is not ordinarily productive to ask people explicitly what they know about these aspects of language. We infer linguistic knowledge from observable behavior.



Section B. The Biological and Developmental Bases of Language.
  1. The Foundations of Language. Introduction. Where Did Language Come From? Do Animals Have Language? The Biological Basis of Language. The Cognitive Basis of Language: The Cognition Hypothesis. The Social Basis of Language. The Language Development of Visually and Hearing-impaired Children. What is the Relation Between Language and Thought? Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  2. Language Development. Introduction. The Driving Forces of Language Development. Do Children Learn Any Language in the Womb? Phonological Development. Lexical and Semantic Development. Early Syntactic Development. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  3.  Bilingualism and Second Language Acquisition. Introduction. Bilingualism. Second Language Acquisition. Summary. Some Questions to Think About. Further reading.
Linguists have attempted to identify those grammatical features that appear in all languages. Four pervasive properties are duality of patterning, mor- phology, phrase structure, and linguistic productivity. American Sign Language shares these linguistic properties with spoken languages. Sign language differs from spoken language in its iconicity and simultaneous structure. A language consists of an infinite set of sentences. A person who knows a language knows its grammar, which consists of a finite set of rules. Transformational grammar distinguishes between two levels of sentence structure: deep structure and surface structure. Phrase-structure rules generate deep structures, and transformational rules operate on deep struc- tures to produce surface structures. Several controversies exist within grammatical theory, including whether grammatical rules are psychologically real, the role of syntax in grammar, and whether knowledge of language is innate.
Four basic grammatical concepts are duality of patterning, morphology, phrase structure, and linguistic productivity. Words are composed of phonemes, which, in turn, have distinctive features. In each instance, the smaller units are combined in a rule-governed manner to produce the larger units. Words consist of one or more units of meaning, or morphemes. The system of grammatical morphemes in a language provides speakers with a way of signaling subtle differences in meaning. Phrase-structure rules codify our intuitions about the groupings of words in a sentence. Some sentences are ambiguous and may be grouped in more than one way. Linguistic productivity refers to the fact that there is no limit to the number of sentences in a language. One type of phrase-structure rule, that of recursion, is responsible for some of this productivity.



Section C. Word Recognition.
  1. Recognizing Visual Words. Introduction. Basic Methods and Basic Findings. Meaning-based Facilitation of Visual Word Recognition. Morphology: Processing Complex Words. Models of Visual Word Recognition. Coping with Lexical Ambiguity. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  2. Reading. Introduction. A preliminary Model of Reading. The Processes of Normal Reading. The Neuropsychology of Adult Reading Disorders: Acquired Dyslexia. Models of Word Naming. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  3. Learning to Read and Spell. Introduction. Normal Reading Development. Developmental Dyslexia. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  4. Understanding Speech. Introduction. Recognizing Speech. Models of Speech Recognition. The Neuropsychology of Spoken Word Recognition. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
The acts of comprehending and producing language are performed within the constraints of our information-processing system. This system consists of working memory and long-term memory. Long-term memory comprises episodic and semantic memory.  A number of issues regarding language processing have been raised. These include whether we primarily use serial or parallel processes, whether we tend to use top-down or bottom-up processes, whether language processes are primarily automatic or controlled, and the extent to which language processing displays modularity.  Children appear to process information very differently than adults, but studies of the development of the processing system suggest that most of the system is developmentally invariant.
The general strategies by which the human mind encodes, stores, and retrieves information can be described independently of language. Working memory pro- vides a temporary repository of information that is relevant for ongoing cognitive tasks. It is divided into three components: the central executive, the phonological loop, and the visuospatial sketchpad.

Section D. Meaning and Using Language.
  1.  Understanding the Structure of Sentences. Introduction. Dealing with Structural Ambiguity. Early work on Parsing. Processing Structural Ambiguity. Gaps, Traces, and Unbounded Dependencies. The Neuroscience of Parsing. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  2. Word Meaning. Introduction. Classic Approaches to Semantics. Semantic Networks. Semantic Features. Family Resemblance and Classification. Combining Concepts. Processing Figurative Language. The Neuropsychology of Semantics. Connectionist Approaches to Semantics. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  3. Comprehension. Introduction. Memory for Text and Inferences. Reference, Co-reference, and Ambiguity. Models of Text Representation and Processing. Individual Differences in Comprehension Skills. The Neuropsychology of Text and Discourse Processing. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
This section raises a number of issues regarding language processing. These include the distinctions between serial and parallel processing, top-down and bottom-up processing, and automatic and controlled processes, as well as modularity. It should be clear that we have a number of ways of processing linguistic information. That is, language processing is determined not just by linguistic structure but jointly by that structure and by processing considerations that are independent of language. The manner in which our cognitive processing system interacts with linguistic structures is a central concern of much psycholinguistic research.
It appears children make significant advances in working memory, semantic memory, and episodic memory during the preschool period. Semantic memory appears within the first 2 years. Episodic memory appears to take form between ages two and four. Working memory appears to be functional by age four. All of these developments assist the acquisition of language, but these rela- tionships are most clearly articulated for working memory. Children with better scores on working memory tasks have larger vocabularies.

 Section E. Production and Other Aspects of Language.
  1. Language Production. Introduction. Speech Errors and What They Tell Us. Syntactic Planning. Lexicalization. Phonological Encoding. The Analysis of Hesitations. The Neuropsychology of Speech Production. Writing and Agraphia. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  2.  How Do We Use Language? Introduction. Making Inferences in Conversation. The Structure of Conversation. Collaboration in Dialog. Sound and Vision. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  3. The Structure of the Language System. Introduction. What are the Modules of Language? How Many Lexicons are There? Language and Short-term Memory. Summary. Some Questions to Think About. Further Reading.
  4.  New Directions. Introduction. Themes in Psycholinguistics Revisited. Some Growth Areas? Conclusion. Appendix: Connectionism. Interactive Activation Models. Back-propagation. Further Reading. Glossary. Example of Sentence Analysis. References. Author Index. Subject Index.
The study of speech sounds is called phonetics. Articulatory phonetics refers to the study of how speech sounds are produced. Acoustic phonetics refers to the study of the resulting speech sounds. n Speech exhibits characteristics not found in other forms of auditory perception. n The phenomenon of categorical perception suggests that speech is a special mode of perception. n Perception of speech is influenced by the contexts in which it appears. We use top-down processing to identify some sounds in context. n Visual perception of language is achieved through a succession of processing levels. Perception of letters in a word context is superior to perception of isolated or unrelated letters. n Recent models of the perception of language assume that we process information at multiple levels in an interactive way. These models can account for several findings in speech perception and visual word perception.
Speech may be described in terms of the articulatory movements needed to produce a speech sound and the acoustic properties of the sound. Vowels differ from conso- nants in that the airflow from the lungs is not obstructed during production; conso- nants differ from one another in terms of the manner and place of the obstruction, as well as the presence or absence of vocal cord vibration during articulation. The acoustic structure of speech sounds is revealed by spectrographic analyses of formants, their steady states, and formant transitions. The spectrographic pat- tern associated with a consonant is influenced by its vowel context and is induced by the coarticulated manner in which syllables are produced. Moreover, prosodic factors such as stress, intonation, and speech rate also contribute to the variability inherent in the speech signal.
Speech may be processed at the auditory, phonetic, or phonological levels of processing. The auditory level is characteristic of the way all sounds are perceived, whereas the phonetic level is assumed to be specific to speech, and the phonolog- ical level specific to a particular language. Various investigators have argued that speech is perceived through a special mode of perception. Part of the argument rests on the failure to find invariant relationships between acoustic properties and perceptual experiences, and part is supported by the empirical phenomena of categorical perception, duplex per- ception, and phonetic trading relations. The motor theory of speech perception claims that we perceive speech sounds by identifying the intended phonetic gestures that may produce the sounds. Although the status of the concept of phonetic gestures is somewhat con- troversial, the theory has been supported by studies of visual processing during speech perception. In addition, the theory has implications for neurolinguistics and language acquisition in children.

The Psychology of Language is a thorough revision and update of the popular last edition. It contains everything the student needs to know about the psychology of language, including how we acquire, understand, produce, and store language. This edition contains new chapters on how children learn to read, and how language is used in everyday settings. It also describes recent research on the impact of new techniques of brain imaging.
The text is comprehensive and written in a lively and accessible style. It covers all the main topics in this complex field, focusing on reading, writing, speaking, and listening in both adult and child language. There is an emphasis on language processing as well as language production and coverage of the social basis of language. The text covers recent connectionist models of language, describing complex ideas in a clear and approachable manner. Following a strong developmental theme, the text describes how children acquire language (sometimes more than one), and also how they learn to read. The Psychology of Language also demonstrates how language is related to the brain and to other aspects of cognition.
The Psychology of Language assumes no prior knowledge other than a grounding in the basic concepts of cognitive psychology. This edition of this textbook will be essential reading for any student of cognition, psycholinguistics or the psychology of language. It will also be useful for those on speech and language therapy courses.